Anda belum membeli barang apapun.
Keranjang
Anda belum membeli barang apapun.
Banyak orang yang menginginkan hasil vocal yang “tebal” sebagai hasil dari olahan home recordingnya. Hal ini dapat dicapai bukan semata karena microphone yang sangat bagus, melainkan juga teknik yang mumpuni. Intinya adalah mengatur overdub atau menumpuk track vocal sembari melakukan pengaturan pada kadar reverb, Tentu kadar reverb di sini adalah sebuah “ruang maya” hasil rekaan DSP berupa aliran sinyal digital.
Tips yang sederhana adalah : Take lead vocal terlebih dahulu, hasilnya harus diolah agar setidaknya mendekati keinginan kita. Setelah itu, take vocal kembali, Namun kali ini dicoba dengan berdiri sekitar 3 feet dari mic, dibanding posisi semula. Take kedua digabung atau overdub dengan take vocal pertama. Setelah itu baru diatur parameter simulasi dalam hal ini reverb pada DSP. Bisa juga ditambahkan sedikit delay,tapi ini hanya penebal dan pemanis belaka. Berapa itu besar tambahannya tergantung sumber vocal dan sekali lagi teknik dan pengalaman kita.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bunyi gitar listrik paling ideal adalah dengan miking pada speker amplifier nya. Banyak pemilik home recording yang meletakkan mic berharga sangat mahal untuk miking ke speaker dan amplifier yang juga sangat mahal. Namun hasilnya tetap mengecewakan, Inti masalahnya terletak pada sudut miking. Mic dan cone pada speaker ampli sebetulnya membentuk sebuah sumbu atau axis, Derajat sudut axis inilah yang sebetulnya menjadi focus utama tentu dengan trial dan error. Intinya sudut ini harus tetap diperhitungkan bersama dengan karakter mic dan bahan dari cone speaker juga karakteristik ampli nya. Mic condenser misalnya, akan lebih cenderung menangkap frekuensi-frekuensi dalam ruang nya dibandingkan frekuensi yang langsung dari bunyi speaker. Jadi jika “terlalu jauh”, maka condenser mic malahan akan membuat tangkapan bunyi yang tidak detail, Banyak para sound engineering menempatkan mic condenser sebagai back up bagi dynamic microphone.Persoalan akan menjadi lebih rumit lagi jika gitar listriknya menggunakan DI box kemudian dihubungkan dengan aneka guitar gig rig. Jika ini yang dihadapi home recording kita, kita bisa mencari penyesuaian akustik ruang studio kita. Betapapun sempurna tata akustik studio kita, lokus-lokus dalam ruang nya tidak akan mungkin merespon bunyi dengan perilaku yang sama. Jadi kita bisa bereksperimen untuk terlebih dahulu meletakkan ampli dan speaker pada daerah ruangan yang merespon bunyi mendekati keinginan kita.
Bentuk home recording bisa saja sebuah hybrid studio. Yaitu menggunakan dua system kerja piranti, Digital dan analog. Jadi sebagai pengolah utamanya adalah sebuah DAW (digital Audio Workstation) dengan tambahan piranti yang bersistem analog. Hybrid studio dibuat orang karena ada rasa yang sekian persennya adalah subyektif, bahwa bunyi olahan digital kurang hangat dibanding olahan analog. Pendapat ini tentu sah-sah saja adanya.
Artikel Lainnya :
admin
Senin, 08 Februari 2016
Komentar
Tambahkan Komentar