Anda belum membeli barang apapun.
Keranjang
Anda belum membeli barang apapun.
Selain gate, compressor adalah obyek pembicaraan yang masih hangat dikalangan praktisi pro audio. Compressor dalam Bahasa Indonesia berarti pemampat atau penekan. Istilah asli compressor adalah dynamic range compressor yang berarti pemampat atau penekan lebar jangkauan dinamika tetapi kemudian disingkat dengan nama compressor atau dynamic saja. Lebar dinamika berkaitan erat dengan kemampuan sistem audio untuk bisa mereproduksi dari fase pelan hingga ke fase paling keras yang bisa dihasilkan. Karena kekerasan suara diukur dalam SPL (Sound Pressure Level) maka lebar dinamika juga sering dikaitkan dengan SPL ini.
Mengapa lebar dinamika ini perlu dibatasi? Bukankah sistem audio yang bisa menghasilkan lebar dinamika yang tinggi justru lebih baik? Kedua pertanyaan itu mengundang perdebatan yang pro dan kontra. Oleh karenanya saya tidak akan terjebak pada pro-kontra itu tetapi saya akan memberi ilustrasi seperti di bawah sesuai dengan topik utama kita yaitu pemampat dinamika. Contoh kita memasang sistem audio 1000W di lapangan. Dari jarak tertentu misalnya sistem audio kita terukur 70dB, saat lainnya di sebelah sistem audio itu terdengan ledakan meriam atau raungan mesin jet pesawat tempur yang dari tempat kita berdiri tercatat pada SPL 130dB. Nah kalau kita ingin menghadirkan suara sistem audio kita bisa mengeluarkan suara sedramatik dan sealami suara meriam dan jet tadi, maka sistem audio kita juga harus bisa mengeluarkan SPL yang sama yaitu 130dB dari tempat kita berdiri tadi. Berarti sistem audio kita perlu meningkat dari 70dB ke 130dB atau naik 60dB. Sedangkan jika kita menaikkan 2x lipat kapasitas sound hanya akan menaikkan 3dB, maka kapasitas yang harus disediakan adalah 60dB/3dB = 20 kali menaikkan 2x lipat kapasitas atau sama dengan 2^20 (baca: dua pangkat dua puluh) = 1 juta lebih kali lipat. Karena sound awal 1000W dan harus naik 1juta kali = 1milyar watt lebih. Jadi sound yang harus disediakan adalah 1 milyar Watt. Wow.. Jadi, kalau kapasitas yang tersedia tidak tercapai sedang kita paksa untuk mengeluarkan suara lebih keras lagi, maka bisa-bisa malah sistem audio kita rusak karena sudah melebihi kapasitasnya. Jadi intinya, pemampat lebar dinamika diperlukan dengan kompromi antara keamanan sistem audio, kenyamanan telinga dan lebar dinamika yang ingin dicapai.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja kompresor sesuai dengan namanya adalah untuk memampatkan atau mengecilkan dinamika audio atau secara mudahnya mengecilkan level suara audio apabila telah melewati suatu nilai ambang batas (threshold) level suara tertentu sesuai yang diatur pemakai. Dalam hal ini nilai level threshold akan menjadi nilai acuan apakah sinyal audio akan diteruskan tanpa perubahan apabila level suara yang masuk itu berada di bawah nilai level threshold atau sinyal audio yang masuk akan dikecilkan sebesar nilai ratio yang diatur apabila level sinyal audio berada di atas nilai threshold. Jadi secara gampang, kompresor ini seperti kerja fader mixer otomatis yang akan mengecilkan sinyal jika level sinyal itu melebihi nilai threshold dan akan membiarkan sinyal audio itu keluar apa adanya jika level sinyal itu kurang dari nilai threshold. Tentu kompresor ini dilengkapi dengan teknik dan parameter pengaturan tertentu agar keadaan mengecilkan level atau tidak mengecilkan level audio yang masuk akan terjadi secara halus (smooth) dan alami (natural).
PENGOPERASIAN COMPRESSOR
Secara umum kompresor audio mempunyai tampilan dan pengaturan seperti gambar di bawah,
Umumnya sebuah compressor dilengkapi expander/gate seperti terlihat di gambar atas bagian kiri. Tetapi di tulisan ini tidak akan dibahasnya karena telah dibahas di tulisan lain. Jadi yang akan dibahas di sini hanya bagian kompresor saja.
Threshold
Threshold atau ambang batas mengatur titik level audio sebagai nilai acuan. Level sinyal yang masuk kemudian dibandingkan dengan nilai threshold ini apakah di bawah atau di atas level threshold. Keadaan ini bisa dilihat dengan 3 led di atas pengatur threshold dengan warna hijau (-), kuning (0) dan merah (+). Jika led menyala hijau, berarti level suara yang masuk masih berada di bawah nilai threshold sehingga compressor mengeluarkan suara yang sama levelnya dengan yang masuk tanpa ada proses apapun. Jika led kuning menyala berarti, level suara masuk adalah sama dengan level threshold. Jika level suara masuk lebih besar dari threshold, maka level suara itu akan dikecilkan/dimampatkan sebesar nilai ratio yang diset. Seberapa besar pengurangan level suara itu dihitung dengan cara sebagai berikut:
Ratio
Ratio atau nilai perbandingan menentukan besar kecilnya pengurangan level suara apabila level suara masuk lebih tinggi dari nilai threshold. Nilai perbandingan akan semakin besar jika knop diputar semakin ke kanan (searah jarum jam) yang berarti akan semakin besar pula pengurangan level suara yang masuk jika melebihi level threshold. Nilai ratio terbesar jika diputar habis ke kanan adalah ~:1 atau tak terhingga besar banding satu, artinya nilai berapapun jika dibandingkan dengan nilai tak terhingga besar adalah 0, sehingga sebesar apapun level suara masuk itu diatas threshold maka kompresor hanya akan menambahkan 0dB saja dari nilai threshold atau dengan kata level suara hanya akan tetap sebatas nilai threshold.
Attack Time (waktu serang)
Attack atau lengkapnya attack time adalah pengatur waktu serang kompresor dari sejak terjadinya keadaan level suara melebihi nilai threshold hingga kompresor mulai mengecilkan suara sesuai dengan nilai ratio yang dipasang. Attack yang cepat berarti kompresor makin cepat menanggapi level suara yang masuk melebihi nilai threshold untuk segera mengecilkannya. Jika attack diputar ke kanan berarti kompresor akan lebih lambat menurunkan level suara ketika level suara masuk melebihi nilai threshold. Pengatur attack ini cukup penting untuk sedikit menunda waktu kompresor mengecilkan level suara karena jika tanpa ada waktu tunda ini level suara yang masuk melebihi threshold akan seketika itu dikecilkan maka suara output yang terdengar menjadi seperti “tercekat”. Tentu hal ini sama sekali tidak dikehendaki karena hasil suara menjadi sangat tidak alami dan halus.
Release Time (waktu lepas)
Release atau lengkapnya release time adalah pengatur waktu melepaskan kompresor dari saat terjadi level suara masuk kembali menjadi kurang dari nilai threshold hingga kompresor tidak lagi mengecilkan level suara. Artinya release ini adalah waktu bagi kompresor untuk tidak lagi aktif mengecilkan suara dan kembali ke melewatkan suara sesuai yang masuk setelah level suara masuk kembali lagi kurang dari level threshold-nya. Adanya waktu release dan waktu attack membuat kerja kompresor dalam mengecilkan level suara dan mengembalikan untuk tidak mengecilkan level suara berlangsung halus dan alami sehingga hasil suara outputnya tidak terasa antara saat level dikecilkan dan kembali lagi.
Sudah sangat umum bahwa pengaturan attack dan release ini bisa ditetap secara otomatis dengan mode “auto” berdasarkan dinamika level materi suara yang masuk. Ini tentu sangat memudahkan dalam pemakaian atau bisa kita pakai sebagai acuan jika kita ingin berkreasi untuk mengubah karakter suara dengan kompresor ini.
Knee atau tekukan
Knee atau tekukan adalah fasilitas untuk membuat antara keadaan kompres kerja dan kembali tidak kerja bisa berlangsung lebih halus lagi dengan mengatur kurva tekukan ini menjadi lebih melengkung perlahan dan tidak tajam atau terjadi seketika.
Led level meter Input/Output
Dalam memakai kompresor penting untuk melihat led level meter baik untuk level suara masuk (input) atau level suara keluaran (output) yaitu dengan membandingkan level suara input dan output. Hal ini penting untuk selalu menjaga agar level suara baik saat kompresor aktif atau tidak level tersebut tidak berselisih terlalu banyak. Penting juga untuk melihat apakah suara under compress atau over compress. Under compress berarti kompresor kurang bekerja sehingga seolah-olah tidak berguna atau malah over compress yang berarti kompresor terlalu banyak bekerja sehingga suara menjadi sangat tertekan atau tenggelam.
Output Gain
Untuk menjaga agar level suara baik saat kompresor tidak bekerja dan saat kompresor bekerja tidak terlalu berbeda digunakan pengatur output gain ini untuk menyesuaikan lagi level suara keluaran. Umumnya jika suara masuk cukup banyak ter-kompress walaupun masih belum over compress maka level suara output rata-rata akan mengecil dibanding level suara masuk. Dalam hal ini, output gain bisa dipakai untuk menaikkan kembali level sehingga kembali seperti level suara masuk.
Limiter Threshold
Kompresor sering dilengkapi dengan limiter atau pembatas level suara. Limiter ini bekerja persis seperti kerja kompresor hanya dengan nilai ratio telah ditetapkan sebesar ~:1 dan nilai attack dan release juga ditetapkan yang umumnya lebih cepat dari nilai yang bisa ditetapkan pada pengatur attack dan release kompresor. Satu-satunya yang bisa diatur adalah level threshold yang akan menentukan patokan level suara yang tidak akan bisa dilewati. Jadi level suara output limiter tidak akan bisa melewati level yang telah ditentukan sesuai level threshold. Limiter yang aktif ditunjukkan dengan led yang menyala.
PENGGUNAAN COMPRESSOR
Idealnya setiap setiap sumber suara yang masuk channel mixer dilengkapi dengan kompresor. Tapi itu terkendala jumlah kompresor yang tersedia, untuk itu perlu ada skala prioritas terhadap kebutuhan channel sumber suara terhadap jumlah kompresor yang tersedia. Umumnya prioritas penggunaan kompresor dimulai dari sumber suara yang diperkirakan mempunyai lebar dinamika paling besar seperti kick drum, snare drum, cymbal, gendang, ketipung, vocal, bass, perkusi dst.
Penggunaan kompresor dalam untaian sistem audio adalah :
MIXER DIGITAL
Hadirnya mixer digital menawarkan tersedianya fasilitas compressor di setiap channel input dan limiter di setiap output. Fasilitas ini akan sangat memanjakan setiap operator dalam mengeluarkan segala jurus dan tekniknya untuk berkreasi dalam mixing suatu project audio karena hampir tidak lagi terdapat hambatan kekurangan jumlah prosesor suara yang diperlukan. Contoh tampilan fasilitas compressor pada mixer digital Berhinger X32 dan Allen-Heath iLive T112 adalah seperti gambar berikut:
Kompresor di mixer digital juga menawarkan fasilitas yang lebih lengkap antara lain:
Demikian uraian awal ini dan selamat berkreasi untuk menghadirkan hasil mixing yang lebih bagus lagi.
admin
Sabtu, 28 Mei 2016
Komentar
Tambahkan Komentar